Selasa, 11 Oktober 2011

Exotica Tanaman Bambu

Siapa yang tidak mengenal tanaman bambu? Mulai dari kegunaannya sebagai tanaman hias dalam taman hingga pemanfaatan bagian tanaman sebagai elemen interior dan eksterior, kerap kali mudah kita jumpai di sekitar kita.

Karakteristik Tanaman Bambu

Walau pada umumnya relatif mudah dibedakan dari tanaman lainnya, tanaman bambu ternyata merupakan jenis tanaman yang cukup banyak jenisnya, yaitu sekitar 92 genus dengan 1000 spesies jenis yang sudah teridentifikasi. Sebagai salah satu jenis tanaman yang mudah tumbuh dan dipelihara, Bambu merupakan tanaman yang cepat dalam pertumbuhannya. Berdasarkan referensi dari sebuah hasil peneltian di Jepang, tanaman bambu yang ditanam di tanah yang subur dan iklim yang sesuai dengan jenisnya, akan tumbuh 47,6 inchi dalam 24 jam. Untuk kondisi yang relatif sesuai, dapat tumbuh berkisar minimal 30 cm per 24 jam. Oleh karena ini, setidaknya dibutuhkan waktu selama dua bulan untuk melihat apakah tanaman bambu tumbuh baik atau tidak.

Secara garis besar, tanaman bambu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu jenis merumpun dan menjalar (runners). Untuk jenis merumpun inilah yang banyak menjadi tanaman penghias taman rumah atau perkantoran. Sosoknya yang rimbun dikarenakan oleh anakan baru tidak tumbuh terlalu jauh dari induk tanaman. Untuk golongan menjalar, tanaman akan menjadi terlalu rimbun dan menyebar cukup luas. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya anakan baru yang relatif jauh jaraknya dari induknya. Umumnya jenis ini jarang digunakan pada taman dengan luas area yang sempit, karena penyebarannya yang relatif cepat dan akan mengganggu keberadaan tanaman atau bangunan taman disekitarnya. Dan jenis ini pula yang umumnya dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan produk-produk interior atau produk kerajinan.

Jenis tanaman bambu yang sering kita jumpai pada taman adalah .Bambu Jepang (Phylliastachis aurea) yang biasanya digunakan sebagai pagar atau tanaman penahan angin,, Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) yang umumnya digunakan sebagai tanaman penutup dinding dan aksen warna kuning pada taman, Bambu Daging(Bambusa venticossa) yang digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penghasil batang bambu besar untuk kerajinan, Weeping Willow (Salix babylonica) yang berasal dari Cina dan bisanya ditanaman di area pinggir sungai serta Bambu Jepang/Bambu Hoki (Dracaena sanderiana) yang biasanya dijadikan tanaman hiasan meja untuk mendatangkan hoki jika diletakkan di sudut ruangan.

Bambu Jepang (Phylliastachis aurea)

Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
Bambu Jepang/Bambu Hoki (Dracaena sanderiana)

Dari bagian bambu yang perlu diperhatikan adalah pada sisik pelepah batangnya atau duri-duri daunnya harus diwaspadai jika terkena kulit. Umumnya sisik dan duri tersebut dapat menyebabkan gatal atau alergi. Maka, jangan lupa menggunakan sarung tangan saat berkebun atau cucilah tangan dengan sabun jika terkena sisik dan duri tersebut.

Banyak Manfaat dari Bambu

Bambu dalam taman mempunyai cukup banyak manfaat. Selain kesan asri dan nyaman pada tanaman bambu yang rimbun, tanaman ini dapat berfungsi sebagai pagar hidup rumah, pengontrol erosi tanah, penyimpan air, pemecah angin kencang, hingga kegunaan lainnya yaitu dipercaya dapat menyembuhkan sakit dan mendatangkan rejeki yang baik. Selain itu kehadiran tanaman bambu dapat meningkatkan kualitas taman dengan menempatkannya sesuai dengan kaidah zen.

Fungsi yang ada akan sangat terkait dengan jenis tanaman yang digunakan. Sebagai tanaman pagar, tanaman ini dapat bertahan cukup tahan lama, yaitu berkisar 15-20 tahun dan setelah itu tanaman dapat diregenerasikan ke tanaman yang lebih muda. Fungsi lainnya yang mulai dikembangkan adalah dengan membuat pupuk kompos dari cacahan daun bambu dan cocok untuk media tanaman hias dalam pot.

Banyak pendapat bahwa jenis tertentu tanaman bambu yang besar dan merumpun, kerap kali diidentikkan dengan kehadiran makhluk halus dan menyeramkan. Tetapi kadang kala sosoknya yang rimbun sering dianggap menjadi sarang ular atau binatang lainnya. Dilihat dari pengaruh energi yang ada, pada umumnya tanaman bambu berpengaruh baik jika ditanam di halaman depan rumah, dan diletakkan di sebelah kiri saat memasuki rumah. Kehadiran bambu tersebut ternyata dipercaya dapat menjaring energi negatif yang datang dari luar sehingga energi positif saja yang masuk ke dalam rumah. Jenis tanaman bambu yang direkomendasikan untuk digunakan adalah jenis Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) yang dipercaya dapat menetralisir energi negatif dan penghalang datangnya santet. Selain itu juga untuk mendatangkan rejeki dan kesehatan bagi pemilik rumah.

Tips Penanaman dan Pemeliharaan

Bambu merupakan jenis tanaman yang mudah perawatannya dan menyenangi area yang mempunyai sinar matahari penuh atau sedikit naungan. Sebagian kecil ada yang menyenangi daerah naungan. Sebagian besar bambu tidak tahan terhadap kekeringan, tetapi hidup optimal pada tanah yang remah dan mudah dilalui air. Pemupukan yang dilakukan relatif mudah dengan jenis pupuk yang mudah didapat. Umumnya hanya dengan pupuk NPK seimbang dengan sesekali diselingi dengan jenis pupuk yang kaya akan unsur Nitrogen, dapat diberikan 2-4 kali dalam setahun. Akan lebih baik lagi jika jenis pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk lambat urai (slow release).

Untuk kegiatan perawatan lainnya, penyiangan terhadap gulma yang berkompetisi dengan tanaman bambu dapat dilakukan minimal sekali dalam 1-2 bulan. Untuk menekan pertumbuhan gulma juga dapat dengan tidak menyiangi daun bambu yang berguguran, selain itu kandungan silika yang ada di daun dapat digunakan oleh pertumbuhan tanaman dikemudian hari.

Untuk penanganan hama dan penyakit tanaman, daun yang terkena penyakit dapat dibuang dan dipisahkan dari yang sehat. Serta untuk menekan tingkat penyerangan, berikanlah pestisida sesuai dengan dosis dan tata cara perlakuan yang disarankan.

Hal penting untuk dilakukan dalam menanam bambu adalah memberikan ring kawat pada bola akar agar pertumbuhannya tidak menjalar terlalu jauh. Diameter ring kawat dapat sejauh minimal setengah meter dari batang bambu terluar sehingga tersedia tempat untuk pertumbuhan tunas baru. Setelah cukup padat, lakukanlah penjarangan tanaman dengan cara pemisahan anakan.

Yuk kita mulai berkebun.


Catatan: Aritikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Majalah ASRI 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar