Begitu menikah, kebanyakan keluarga kecil ingin segera memiliki rumah sendiri. Namun keinginan mereka tersebut terkendala dengan mahalnya harga membangun rumah dan rendahnya kualitas ruang dari kebanyakan perumahan yang ada. Padahal sebenarnya, rumah idaman tersebut dapat dibuat secara bertahap atau lebih dikenal sebagai rumah tumbuh dan disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada. Dalam membangun rumah tumbuh tersebut diperlukan perencanaan yang matang dan tidak terkesan tambal sulam dalam pengerjaanya.
Dengan bekerjasama dengan arsitek, mimpi desain rumah tumbuh tersebut dapat terwujud. Banyak orang berpendapat, menggunakan jasa arsitek itu mahal dan terkesan buang-buang uang saja. Padahal, dengan memakai jasa arsitek biaya pembangunan dapat dibuat lebih efektif, terperinci, terencana, dan pada ujungnya dapat lebih menghemat biaya.
Rumah mungil bagi keluarga kecil (arsitek: azhari winandi, ST) |
Melalui permasalahan tersebut, saya mencoba mengeluarkan ide&konsep untuk membangun rumah tumbuh yang ideal bagi keluarga kecil pada lahan seluas 10 m x 20 m. Desain awal ini hanya memiliki ruangan seperti teras, r. keluarga, dapur, k. tidur utama, toilet, dan garasi dengan total luasan 45 m2. Desain rumah ini memang sengaja tidak memiliki ruang tamu, sehingga apabila pemilik ingin menerima tamu dapat memanfaatkan teras yang telah diolah menyatu dengan kolam ikan kecil. Dengan tidak adanya ruang tamu, maka ruang keluarga dapat direncanakan lebih luas dan lega sehingga juga dapat difungsikan sebagai ruang makan. Desain yang kompak, menekankan efektifitas ruang, dan pengalaman ruang yang kaya maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Dengan demikian keinginan keluarga kecil untuk memiliki rumah sendiri dapat segera terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar